Eksodus besar-besaran terjadi di Libya menyusul memburuknya situasi keamanan di negara Khadafi itu. Termasuk warga negara Indonesia (WNI).
Minggu 27 Februari 2011 kemarin, sebanyak 253 WNI berhasil dikeluarkan dari Libya ke Tunis, Tunisia. Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan evakuasi gelombang kedua.
“Proses kedua sedang berjalan, sedang dikumpulkan warga kita di Libya. Kemarin jumlahnya hampir 100 orang. Jika sudah mencapai 200, kami laksanakan evakuasi,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Kusuma Habir, Senin 28 Februari 2011.
Sama seperti evakuasi gelombang pertama, para WNI akan ditempatkan sementara di Tunis, tak langsung kembali ke Indonesia. Menurut Kusuma Habir, cara ini lebih cepat. Jarak antara Tunis dan Tripoli, ibu kota Libya, relatif dekat, hanya beberapa jam. Apalagi, “situasi di Tunis sudah kondusif untuk transit. Kalau langsung ke Indonesia membutuhkan waktu panjang,” jelas dia.
Setelah sampai di Tunisia, jelas Kusuma Habir, akan diatur agar para WNI bisa secepatnya kembali ke Indonesia. “Pengaturan di Tunis dilakukan tim dari Kementerian Luar Negeri yang diberangkatkan untuk membantu KBRI di sana,” tambah dia.
Diharapkan, evakuasi tahap dua akan berjalan lancar seperti halnya yang pertama. Semua WNI di Libya diharapkan bisa dievakuasi secepatnya.
Kementerian Luar Negeri memperkirakan terdapat 875 WNI di Libya. Sebanyak 550 di antaranya bekerja di sektor formal, 130 mahasiswa, dan sisanya adalah WNI yang bekerja di sektor informal. Saat ini, para WNI yang telah dievakuasi telah ditampung di Wisma Indonesia di KBRI Tunis.
Sementara, menurut laporan dari Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), sejak Minggu kemarin lebih dari 100.000 orang ke luar dari Libya. Ada dua jalur evakuasi yang jadi alternatif, ke Tunisia atau Mesir.
Juga dilaporkan, orang dalam jumlah besar berada di tanah tak bertuan antara Libya dan Tunisia yang cuacanya sangat dingin. Mereka berjalan beriringan menempuh enam jam perjalanan, tanpa makanan, minuman, dan sanitasi yang baik.
Vivanews.com
0 Komentar