I-News

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


Jadwal Open Trip dan Private Trip.
Private Trip, Mountain Guide, Porter Gunung, Paket Honeymoon, Study Tour, Family Gathering, Outbond, Outing, dll +62 85 643 455 865 (( WA / SMS / Telp )

Memotret Di Alam Bebas

Memotret di alam bebas, adalah bentuk kegiatan positif yang memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Khususnya jika kita memotret wilayah hutan rimba ataupun gunung. Cuaca yang tak mudah di tebak dan medan yang di lalui juga tak mudah adalah kesulitan pertama bagi pecinta fotografi di alam bebas. Lalu, kita masih memikirkan perbekalan selama berkegiatan dan tehnik membawanya, tentu karena perjalanan yang tidak sebentar dan jauh, akan menimbulkan kelelahan tersendiri. Hasilnya, karena lelah maka saat kita memotret, hasilnya pun tak akan sempurna. Faktor ini juga yang membuat kita malas memotret, bahkan juga malas mengeluarkan kamera. Berikut adalah tips memotret di daerah gunung hutan rimba.

1. Menyewa jasa angkut ( Porter ), salah satu cara menjaga tubuh kita agar tak mudah lelah adalah dengan menggunakan jasa porter, biaya per harinya beragam, dari Rp 100.000 / hari hingga Rp. 200.000 / hari, biasanya setiap porter membedakan tarif bagi wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara.

2. Bawalah peralatan fotografi sesuai dengan kebutuhan, Jika kita membawa peralatan yang sekiranya tidak dibutuhkan, itu hanya menambah beban bawaan kita. Disinilah letak kejelian kita. Semakin sering kita memotret di alam bebas, semakin terlatih pula diri kita dalam memilih peralatan yang akan dibawa.

3. Menguasai tehnik petualangan alam bebas, selain menguasai teknik fotografi, kita juga harus mengerti teknik dasar gunung hutan, mulai dari perbekalan sampai persiapan fisik dan mental yang matang merupakan salah satu faktor yang terpenting.

4. Sabar dalam menunggu momen, Hal inilah yang menurut saya paling sulit, karena kita tidak akan dapat “membaca” alam, kapan akan turun hujan dan kapan akan panas, bisa saja, waktu kita akan memotret tiba – tiba hujan turun, dan pada saat kita istirahat, cuaca cerah. Maka, rajin – rajinlah bangun pagi dan menunggu momen yang tepat untuk memotret. Memang hal ini sangat membosankan, cobalah anda tunggu sambil mendengarkan mp3 atau ngobrol dengan tetangga rumah ( Lho? ).

5. Jangan malas untuk mencari angle ( sudut pandang ), udara yang dingin atau panas membuat kita malas untuk berjalan sekedar untuk mencari angle yang baik, terkadang angle yang bagus ada di tempat yang tidak kita coba, contoh kasus, pada saat seseorang memotret di Gunung Semeru, dia sangat malas untuk mencari angle, alhasil dia baru sadar dan menyesal saat dia melihat foto di sebuah majalah dengan tempat yang sama, namun angle – nya berbeda.

6. Memotret kehidupan masyarakat sekitar pegunungan. Memotret masyarakat setempat memiliki keunikan tersendiri karena biasanya masyarakat sekitar memiliki suatu adat istiadat yang belum pernah kita jumpai sebelumnya.

7. Jagalah peralatan anda baik – baik. Daerah pegunungan umumnya memiliki cuaca yang sangat ekstrim, maka jagalah peralatan fotografi anda, terutama kamera dan lensa yang dapat lembab karena cuaca yang dingin.

8. Waktu terbaik untuk mendapatkan sebuah foto landscape adalah pada saat “Golden Hour” atau waktu emas. Waktu tersebut kira – kira 30 menit setelah matahari terbit atau 30 menit sebelum matahari terbenam. Namun, anda juga bisa mendapatkan sebuah dramatik awan yang gelap pekat ataupun awan putih besar dengan langit yang biru cerah. Tentunya, anda memang harus benar – benar memastikan bahwa waktu yang kita gunakan adalah tepat.

Peralatan

Agar dapat menangkap dan menghasilkan foto tentang keindahan alam bebas yang paling praktis adalah dengan menggunakan kamera SLR atau RLT ( analog maupun digital ) 35 mm dengan sebuah lensa zoom, wide hingga tele ( 28 – 85 mm ) atau tele menengah hingga yang panjang ( 75 – 210 mm ). Lensa sudut lebar 20 mm atau lensa tele 300 mm juga lebih baik jika ada.

Kamera SLR

Perlu dicatat bahwa foto tentang alam bebas itu tidak selalu identik dengan foto yang harus diambil dengan menggunakan lensa sudut lebar untuk menangkap area yang luas. Melainkan bisa juga dengan lensa tele untuk detail dan sesuatu yang lebih khas. Bedanya, bila menggunakan lensa sudut lebar, pemotret harus bisa memastikan bahwa pemandangan alam bebas yang akan “dibingkainya” memiliki latar depan ( foreground ) yang menarik. Misalnya seperti ada bunga – bunga, bebatuan yang artistik, siluet sebuah benda ( refleksi ), bayangan pepohonan atau dedaunan untuk menciptakan kesan tiga dimensi yang kuat.

Sedangkan bila menggunakan lensa tele panjang, pemandangan alam bebas yang akan dipotret bisa menggambarkan secara khas tentang detail suatu objek yang menjadi ciri khas tempat atau daera itu. Dengan begitu akan dihasilkan foto khas dan menarik karena sentuhan serta sajian yang berbeda.

Penggunaan kamera dengan lensa – lensa yang bisa mencakup berbagai sudut pandang saja belumlah cukup untuk menghasilkan foto – foto yang baik. Hal – hal lain yang masih diperlukan adalah kelengkapan seperti filter – filter misalnya filter polarisasi ( PL ), filter 85B dan filter Neutral Density ( ND ).

Filter polarisasi ( PL ) sangat berguna untuk mengurangi refleksi selain lebih sering digunakan untuk membuat biru langit dan menghijaukan rerumputan atau dedaunan. Filter 85B untuk memperkuat warna cahaya matahari terbenam dan matahari terbit. Sedangkan filter ND berguna untuk memperkecil perbedaan kekuatan sinar antara langit dengan bagian bawah foto, sehingga keadaannya terekam normal dari segi pencahayaan.

Filter 85B

Foto Alam dengan Kamera Pocket

Namun, jika anda tergolong seseorang yang senang bepergian dengan menggunakan kamera saku, juga tak perlu berkecil hati jika ingin merekam keindahan alam bebas yang dilihat. Karena dengan kamera saku, khususnya kamera saku digital juga dapat menghasilkan foto alam bebas yang indah dengan mudah.

Fasilitas – fasilitas yang komplit dalam software dapat membantu menciptakan foto-foto alam bebas yang biasa dibuat dengan kamera saku menjadi luar biasa. Hal itu terjadi karena foto dapat dimanipulasi dengan memanfaatkan komputer. Asal mahir mengoperasikan komputer, setidaknya dapat menghasilkan foto yang baik dan menarik dari sebuah foto biasa yang dihasilkan kamera saku. Dengan cara ini bahkan tak perlu menjadi seorang profesional untuk menghasilkan foto yang baik.

SARAN BERFOTO DI ALAM BEBAS

Kesalahan yang sering terjadi:

1. Posisi kamera tidak pas atau goyang – goyang

2. Pencahayaan bervariasi ( terlalu terlihat di langit atau awan ) karena pengambilan yang kurang serentak

3. Stitching kurang memuaskan secara otomatis, maka harus dilakukan manual dengan merubah titik control ( ada di Panomaker )

4. Cek kembali lensa yang dipakai.

Persoalan komposisi harus ditentukan secara hati – hati. Karena itu perhatikan latar depan, latar belakang, perspektif dan horizon, dengan pembagian ruang yang harmonis saat melakukan pemotretan.

CAHAYA

Yang baik untuk kebutuhan foto pemandangan adalah cahaya alam sesaat matahari terbit atau sebelum sang surya terbenam. Hal itu karena bayangan terentang panjang, warna-warni menjadi matang dan langit tampak bersinar. Karena itu dianjurkan untuk tidak terlalu terburu – buru dalam melakukan pemotretan pemandangan. Sebaiknya, untuk selalu bersabar menunggu atau menanti cahaya matahari terbaik sehingga tercapai hasil foto dengan penyinaran yang baik. Arah cahaya dari samping yang dihasilkan oleh matahari pagi atau sore menghasilkan tekstur dengan karakter yang khas. Karena itu pilihlah keadaan dengan memadukan objek dan karakteristik yang sesuai kondisi cahaya.

PEMBINGKAIAN

Lakukan pembingkaian dengan cara terlebih dahulu mempelajari suatu keadaan sehingga bisa memilih sesuatu. Apakah itu batang pohon kering, dedaunan, bangunan, bukit untuk memperkuat foto dengan memanfaatkannya sebagai latar depan ( foreground ) atau latar depan ( background ).

DIAFRAGMA

Sebaiknya gunakan pemakaian diafragma kecil sehingga didapatkan hasil foto dengan ketajaman luas, yaitu latar depan hingga latar belakang tampak tajam semua. Seperti yang harus dilakukan jika memakai lensa sudut lebar untuk memperbesar jarak antara yang dekat dengan yang jauh.

CAKRAWALA

Biasakan memainkan peran cakrawala dengan menempatkannya pada bagian bawah bila ingin menonjolkan bagian tas, misalnya langit yang luas menawan, cakrawala tinggi. Atau menempatkannya pada bagian atas bila ingin menonjolkan bagian bawah foto yang menarik sekaligus untuk menerangkan bahwa sudut pemotretan dari ketinggian.

ALAM

Manfaatkan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam, seperti keadaan cuaca, mendung, salju dan sebagainya, karena semua itu bisa mempengaruhi emosi yang kuat bagi terciptanya foto. Dengan peralatan memadai dan perencanaan yang baik, memotret alam bebas sesuai yang diperkirakan akan sangat mungkin menjadi kenyataan. Dan hal itu tentu akan terjawab dan tergambar pada foto bila kita sendiri mencintai alam. Sebab sesungguhnya selalu ada sesuatu yang indah yang dikeluarkan oleh alam.

Alam memang tak ada habis – habisnya menyuguhkan pesona. Seorang fotografer yang baik, dapat menangkap scene atau gambar yang indah untuk selanjutnya diambil dalam landscape photography. Foto alam selain untuk koleksi pribadi yang menyejukkan mata, juga diperlukan untuk mereka yang bekerja mempromosikan wisata alam. Selamat berfoto dengan alam. Sumber Internet : Belantara Indonesia

Posting Komentar

0 Komentar