~ Ia, adalah seorang perempuan yang sedang belajar ~
Ia seorang perempuan biasa, hanya perempuan yang tengah belajar. Ia tak
pintar apalagi cantik, karena ia adalah seorang perempuan biasa yang
sederhana. Dulu ia adalah seorang gadis tomboy, yang sejak kecil sangat
suka bermain di sawah, bermain di kali, dan bermain layaknya anak desa
lainnya. Ketika bersekolah di kampus cemara-lah ia sedikit berubah,
awalnya sedikit saja, dulu rambutnya yang biasa dikucir kuda perlahan ia
tutupi dengan sehelai kain bernama kerudung. Itulah pertama kalinya ia
berjilbab, tepatnya sejak resmi menjadi salah satu siswa di kampus
cemara.
Di kampus cemara itulah ia belajar banyak hal, salah
satu yang mengejutkan adalah ia sedikit berubah lagi, menjadi gadis
anteng nan kalem walau kadang masih suka jahil dan cerewet. Di sana juga
ia mengenal betapa indahnya Islam, agama yang telah mempertemukannya
secara “sengaja” dengan begitu banyak saudara. Ya, bukan sebuah
kebetulan ketika Allah mempertemukannya dengan begitu banyak orang
shalih di sana, mungkin dari situlah Allah ingin ia belajar menjadi
seorang muslimah yang lebih baik dalam banyak hal.
Di sekolah
dengan bangunan tua dan halamannya yang dipenuhi rerimbunan pohon cemara
itulah, ia punya segudang cerita, dan itu menjadi awal dari sejuta
cerita lainnya setelah ia meninggalkan sekolah sederhana bernama Teladan
itu.
Takdir membawanya bertemu dengan banyak orang, banyak
peristiwa, juga tak terhitung ujian dan tak berbilang kenikmatan
dariNya. Itu semualah yang membuatnya semakin belajar, bahwa berIslam
dengan benar adalah kewajibannya, menyampaikan kebaikan adalah
keharusannya, dan menjadi shalihah adalah keinginan terbesarnya.
Lalu kini?
Tentu ia masih belajar, masih harus dan terus belajar, karena tiada
kata lelah yang boleh hinggap pada sayapnya, bila ia ingin terus terbang
seperti kupu-kupu yang menebar kebaikan.
~ Ia, adalah seorang lelaki sederhana yang berhasil mencuri perhatian sang gadis~
Ia bukan lelaki tampan yang berlimpah harta, bukan pula keturunan
konglomerat dengan segala kemewahannya. Ia adalah lelaki sederhana yang
berasal dari sebuah keluarga yang juga sederhana. Kesederhanaannya
itulah yang mampu menarik perhatian sang gadis pembelajar. Lelaki itu
juga sangat suka belajar, ia sangat suka membaca sejak usia
kanak-kanaknya, itulah mengapa sang gadis begitu mengaguminya yang
begitu luas ilmunya. Pun lelaki itulah adalah seorang lelaki shalih yang
sangat hormat dan sangak memuliakan kedua orangtuanya. Lelaki itu juga
paham bagaimana menghormati sang gadis. Ia adalah lelaki pertama yang
mampu meyakinkannya, bahwa menggenapkan separuh agama bukanlah lagi
sekedar angan-angan, tapi mimpi yang harus segera diwujudkan.
Berawal dari pertemuan di kampus cemara itulah, mereka mulai sejuta
cerita yang mengantarkannya hingga hari ini. Lelaki sederhana itu
awalnya butuh usaha begitu banyak untuk menemukan sang gadis pembelajar,
melalui begitu banyak jalan yang berliku, dengan diawali sebuah
penolakan. Setelah dua tahun lamanya akhirnya ia kembali lagi menemui
sang gadis, karena kesungguhan tekadnya itulah, luluh hati sang gadis.
Sejak 10 April 2010 waktu itu, resmilah mereka berdua menjadi sepasang
kekasih yang bertemu karenaNya, yang berjanji untuk menggenapkan separuh
agama demi beribadah padaNya.
Mereka kini tengah merajut mimpi berdua, berharap akan berjumpa lagi di taman Surga.
0 Komentar