I-News

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


Jadwal Open Trip dan Private Trip.
Private Trip, Mountain Guide, Porter Gunung, Paket Honeymoon, Study Tour, Family Gathering, Outbond, Outing, dll +62 85 643 455 865 (( WA / SMS / Telp )

Kode Etik, Etika Mendaki Gunung (Bermain di Alam)

Kode Etik, Etika Mendaki Gunung (Bermain di Alam)


Mendaki gunung adalah kegiatan yang akhir-akhir ini menjadi favorit untuk mengisi waktu libur. Tidak hanya digemari oleh anak muda tetapi juga para orang tua, remaja bahkan anak-anak siswa sekolah dasar.

Tapi sayangnya hal yang mulai populer dan mulai banyak peminat tersebut tidak diimbangi dengan pemahaman minimal tentang hal yang kurang atau tidak layak dilakukan saat mendaki atau saat sedang berkemah.

Untuk itu, sebagai insan yang mencintai lingkungan sudah seharusnya kita menjaga kelestariannya, dengan tetap menjaga etika-etika yang baik saat mendaki ataupun sekedar berkemah.

Berikut seharusnya etika seorang pendaki gunung:

1. Melapor/izin kepada pihak terkait sebelum mendaki
Hal ini untuk sekedar mencatatkan identitas diri dan juga mencegah kemungkinan-kemungkinan buruk jika terjadi di hutan. Semisal jika kita belum turun dari waktu yang direncanakan biasanya perangkat desa akan mencoba mencari tahu atau bahkan tim SAR akan melakukan pencarian kedalam hutan.

2. Tidak membuang sampah sembarangan
Ini adalah masalah yang kongkrit dan kronis yang terjadi selama ini. Bisa dipastikan disetiap jalur pendakian pasti akan banyak sampah plastik yang bertebaran dimana-mana terutama di selter-selter tempat mendirikan tenda.
Sampah plastik wajib dibawa turun kembali.

3. Tidak merusak apapun yang ada di hutan
Kita bisa lihat disetiap selter atau tempat-tempat untuk mendirikan tenda pasti banyak dari beberapa pendaki yang menebang pohon untuk perapian atau sekedar membuat patok tenda, padahal jelas sebagai orang yang mengatasnamakan pecinta alam seharusnya menjaga alam bukan malah merusaknya.
Untuk itu diharapkan kita lebih bijak dalam menggunakan sumber daya yang ada, kalaupun kita butuh kayu sebaiknya pilih pohon yang sudah mati atau ambil ranting-ranting ditanah yang sudah kering.
Hindari membuat perapian, kalaupun mendesak pastikan api benar-benar padam saat kita akan meninggalkan. Untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan.

Kasus yang serupa adalah tentang bunga edelweis, banyak para pendaki yang kurang paham dengan kelestarian pohon ini, alih-alih sebagai cendra mata atau oleh-oleh kita tanpa sadar mengabaikan kelestarian alam. Mungkin kita sering berfikir "memetik cuma setangkai tidak berpengaruh pada kelestarian" yaa itu benar tidak berpengaruh signifikan, tapi coba bayangkan jika tiap minggu di suatu gunung ada 5000 pendaki, dan setiap pendaki memetik satu tangkai edelweis, berapa luas padang edelweis yang akan rusak, itu baru seminggu coba jika dikalikan sebulan atau setahun, bisa dipastikan padang edelweis akan porak-poranda.

Contoh sederhana yang sering kita lihat adalah membuat jalur baru diluar jalur resmi, alih-alih memotong jalur agar lebih cepat, banyak dari para pendaki membuat jalur baru, padahal selain membahayakan diri sendiri karena bisa tersesat, juga secara pasti akan merusak hutan dan ekosistem di jalur baru tersebut. Bayangkan setiap kita membuat jalur baru berapa pohon yang akan kita tebang, berapa lahan yang kita terobos yang dapat mengganggu habitan binatang disekitar daerah tersebut, berapa semak yang akan kita roboh-robohkan dan tentunya penyebaran sampah plastik akan lebih luas. Karena bisa dipastikan setiap jalur pasti takkan luput dari sampah plastik.

4. Tidak mencemari sumber air
Kita harus tahu, bahwa mata air yg mengalir kecil itu adalah sumber kehidupan bagi penduduk yang hidup dibawahnya. Jadi jangan sekali-kali mencemarinya.
Gunakan sesuai keperluan, kalaupun kita harus menggunakannya untuk mencuci peralatan makan ataupun mandi, sebaiknya pilih aliran sungai yang agak besar yang dibawahnya tidak digunakan untuk minum penduduk. Dan jangan sekali-sekali menggunakan sabun atau deterjen.

5. Jika BAB menggunakan sistem gali lubang tutup lubang
Hal ini yang jarang dipahami oleh sebagian pendaki, khususnya pendaki pemula. Karena biasanya mereka seenaknya membuang sisa hasil pencernaannya disembarang tempat, bahkan di jalur pendakian. Selain dapat menjadi polusi udara dan polusi lingkungan juga sangat mengganggu pendaki lain.
Sebagai pendaki yang peduli lingkungan, sebaiknya jika hendak buang air besar harus lebih memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
-pilih lokasi yang aman, jauh dari aliran air dan jauh dari jalur pendakian jangan lupa pastikan aman dari binatang yang berbahaya.
-bawa air dalam botol khusus untuk membersihkan, bisa juga menggunakan tisu, jangan sekali-kali membersikannya di aliran air.
-gunakan sistem gali lubang tutup lubang. Jangan membuat ranjau untuk pendaki lain. Hal ini agar kotoran tidak mencemari lingkungan dan akan cepat terurai. Jika kita tidak membawa parang, bisa juga menggunakan kayu untuk menggali, atau bisa juga dengan mencabut seikat rumput karena biasanya rumput atau semak jika dicabut bekas akarnya akan membentuk lubang, setelah selesai hendaknya tutup kembali dengan rumput tadi seperti semula.

6. Mentaati norma-norma dan adat istiadat setempat
Ingat bahwa kita adalah tamu, hendaklah bersikap sopan dan arif, karena kita juga membawa nama baik kota asal kita. Saat kita memasuki hutan kita juga sebagai tamu, hendaklah menjadi tamu yang baik, jangan membuat kegaduhan yang dapat mengganggu flora dan fauna disana apalagi berburu. Jangan membawa minuman keras, jangan bertindak asusila atau hal-hal lain yang melanggar norma-norma di daerah setempat. Sekali lagi jaga nama baik kita dan kota asal kita.
Demikianlah penjabaran beberapa etika seorang seorang pendaki yang seharusnya kita miliki sebelum mendaki. Mungkin masih banyak lagi hal-hal yang lain yang tak tertulis baku tapi harus kita taati saat kita sedang mendaki atau berada di daerah tertentu.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua agar kita lebih arif saat berkegiatan dialam terbuka.
Selamat mendaki....
Salam rimba...!!! Salam lestari...!!!
By: Ahmad Pajali Binzah

Posting Komentar

0 Komentar